Ketegangan di Asia Tenggara pada tahun 1960-an mulai memuncak setelah Inggris menyatakan akan membentuk negara Federasi Malaya, sebagai bagian dari proses dekolonisasi terhadap jajahan Inggris di Asia Tenggara. Berdasarkan rencana tersebut, maka Semenanjung Malaya, Singapura, Brunei, Sabah, dan Serawak akan bergabung menjadi satu dalam Federasi Persekutuan Melayu.
Rencana ini mendapat tentangan dari Presiden Soekarno, yang memandang pembentukan federasi tersebut hanya sebagai negara boneka Inggris, yang dinilai menjadi ancaman potensial bagi keberadaan Republik Indonesia. Karena itu, Bung Karno meminta diselenggarakan referendum atau pemungutan suara di wilayah-wilayah itu, untuk mendengar suara rakyat setempat, apakah mereka akan setuju terhadap pembentukan federasi atau menentang.
Ketegangan meningkat setelah pertemuan tingkat tinggi antara Bung Karno dan Perdana Menteri Tunku Abdulrahman dari Malaya menemui kebuntuan. Akhirnya, Bung Karno mendeklarasikan pe
...
Read more »